CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Kamis, 14 Mei 2009

Pengalaman Memberi Inspirasi yang Dahsyat..

Lagi cari penyemangat buat nulis ini. kebetulan ada arytikel dari majalh nida.... Insya Allah bermanfaat kok..

Buku-buku memoar atau pengalaman hidup memberi manfaat dari dua sisi. Dua-duanya dari sisi orang-orang yang membaca buku-buku semacam itu. Pertama, orang-orang yang membaca buku itu dan punya kemampuan menulis. Yang kedua adalah kalangan awam. Untuk penulis, bisa belajar banyak dari tulisan memoar semacam itu. Karena setiap penulis belajar dari apa yang disajikan di sana. Banyak hal sederhana yang bisa dijadikan mutiara pengalaman berharga. Sebenarnya, hal-hal yang sederhana jika dituliskan bisa memberi inspirasi kepada orang. Penulis bisa belajar bahwa pengalaman kecil-kecil yang dia alami, sekecil apapun, sesederhana apapun, ketika dituliskan akan memberikan nuansa yang berbeda kepada orang, akan memberikan perspektif yang berbeda kepada orang lain, itulah yang disebut inspirasi.


Andrea Hirata atau Torey Hayden itu mengumpulkan penggalan-penggalan pengalamannya, kemudian dituliskan dan disajikan dengan detail yang bagus. Itu membentuk semacam teater of mind yang luar biasa di benak orang, membentuk imajinasi yang dahsyat, dan lagi-lagi itu memberi inspirasi. Lihat tulisan-tulisan semacam buku Chicken Soup, itu penuh dengan penggalan-penggalan pengalaman yang kemudian dituliskan. Karena orang-orang tersebut punya sensitivitas untuk melihat, bahwa kalau kisah ini ditulis, akan menarik untuk dibaca. Padahal pengalaman tersebut bisa jadi sederhana, tapi bisa menyentuh orang dan memberi inspirasi pada orang lain.

Yang harus ditumbuhkan oleh penulis adalah sensitivitas untuk melihat bahwa pengalaman dia, atau pengalaman seseorang itu bisa jadi bermakna ketika itu dituliskan. Buatlah tulisan yang menarik untuk dibaca. Detail, diksi, gaya bahasa, ketika itu disajikan dengan tidak garing, maka akan selalu menarik perhatian orang, akan selalu bermakna untuk orang lain.

Sekarang kita lihat dari sudut penikmat kisah-kisah semacam ini yang awam. Coba baca buku 101 Kisah yang Memberdayakan yang ditulis George Burns (Kaifa, 2001). Burns ini adalah seorang ahli psikoterapi, dia menyembuhkan pasien-pasien yang punya masalah. Bagaimana cara dia menyembuhkan? Dengan bercerita. Kenapa? Karena ternyata bercerita itu punya kekuatan yang dahsyat. Dari cerita, orang bisa mendapat banyak sekali hikmah. Banyak sekali pesan di balik itu yang dapat kita maknai. Inilah yang disebut memberi inspirasi. Burns percaya bahwa dari cerita, kita bisa belajar banyak. Misalnya tentang sikap hidup disiplin, membangkitkan emosi, memberi inspirasi, memunculkan perubahan, menimbulkan kekuatan pikiran tubuh, bahkan menyembuhkan kalau kita punya masalah. Saya rasa, itulah kelebihan buku-buku semacam Laskar Pelangi. Orang bisa belajar banyak dari nilai-nilai yang ada di sana.

Ada cerita tentang pengarang Putri Salju, Jacob Grimm. Waktu masih sangat kecil, Grimm harus mengalami operasi pengangkatan tumor. Saat itu belum ada anestesi, operasinya pasti sakit sekali karena tidak dibius. Apa yang dilakukan? Pada saat dioperasi, dia didongengi oleh orangtuanya dengan cerita yang banyak sekali dan memikat. Belakangan, Grimm mengaku bahwa saat dibedah dia tidak merasakan kesakitan karena dia terpesona dengan cerita yang dia dengar. Lihat, betapa dahsyatnya cerita. 18 tahun setelah operasi itu Grimm mengarang Putri Salju yang sekarang mendunia.

Ketika kita mendengar orang bercerita, seringkali kita mendapat solusi atas permasalahan kita. Sama. Dengan membaca buku kita mendapat solusi, merasa tercerahkan, membentuk kekuatan pikiran, dan sebagainya. Ada studi-studi yang menunjukkan bahwa dari cerita telenovela, para ibu rumah tangga ekonomi menengah ke bawah di Amerika Latin merasa bahwa ketika ada masalah-masalah dalam perkawinan, dalam kehidupan sosial mereka, mereka temukan solusinya dengan belajar dari telenovela. Jadi, dari cerita yang sederhana pun, kita bisa belajar sesuatu.

Para penulis seharusnya keluar dari pikiran-pikiran yang mengungkung. Seperti memikirkan teori menulis yang macam-macam. Karena dengan begitu dia nggak akan pernah bisa menulis. Dia membentuk bendungan sendiri, seperti tembok besar. Itu bisa menghambat ide-ide kreatif. Yang harus dilakukan oleh seorang penulis adalah membobol bendungan itu agar ide kreatif bisa keluar dan jadilah tulisan. Penulis bisa membaca buku Quantum Learning, salah satu babnya berbicara tentang menulis dan metode bagaimana membobol bendungan yang menghambat kreatifitas. Caranya, jangan pernah mengkritik tulisan anda dari awal. Yang harus anda lakukan adalah menulis, ya menulis saja. Jangan memikirkan apa-apa. Jadi, menulislah. Menulislah.

0 komentar: